Selasa, 15 Juni 2010

PERAWATAN LUKA

DEFINISI
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Mekanisme terjadinya luka :
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)

Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :
Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.


PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
· Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
· Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
· Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.


NURSING MANAGEMENT
Dressing/Pembalutan
Tujuan :
1. memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. menekan dan imobilisasi luka
4. mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5. mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien


ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
Bahan untuk Membersihkan Luka
· Alkohol 70%
· Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
· Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
· Hydrogen Peroxide
· Natrium Cloride 0.9%

Bahan untuk Menutup Luka
· Verband dengan berbagai ukuran

Bahan untuk mempertahankan balutan
· Adhesive tapes
· Bandages and binders


KOMPLIKASI DARI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
· Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
· Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
· Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
d. Keloid
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.

MEMANDIKAN PASIEN BAYI

A. Persiapan

Persiapan Alat

1.Meja mandi.

2.Handuk Mandi.

3.Popok/handuk bersih untuk alas mandi.

4.Waslap sekurang-kurangnya dua.

5.Sabun mandi dalam tempatnya

6.kapas lembab yang telah diseduh dengan air panas

7.Kapas kering dalam tempatnya

8.Minyak bayi

9.ember terrurup untuk pakaian kotor

10.Tempat sampah tertutupPerlengkapan pakaian anak (baju popok,gurita dan lain-lain)

11.Dua buah baskom berisi air hangat.

2. Persiapan perawat

1.Masker

2.Celemek.

3. Persiapan pasien atau ibu

Melakukan pendekatan pada anak / ibu daqn menjelaskan tentang tindakan

yang akan dilakukan. Terhadap pasien /anaknya

B. PELAKSANAAN

1.Perawat memakai masker dan pakaian khusus. ( celemek )

2.Pintu dan juendela tertutup

3.Pakaian anak dibuka

4.Anak diangkat ke meja mandi dan diletakan pada posisi yang aman

5.Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab dengan cara menghapus mulai dari bagian dalam dan selanjutnya mengarah keluar dan setiap usapan diganti untuk mencegah kontaminasi mata yang satu.

6.Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih juga setiap usapan diganti.

7.muka dilap dengan waslap setelah bersih dikeringkan dengan handuk pada saat membersihkan muka pemakaian sabun tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan iritasi pada mata.

8.Kemudian disimpan diatas tangan kiri perawat ecara hati-hati lalu disabuni dan membersihkan memakai waslap. Pada sat menyabun kepala. Dijaga agar sabun tidak mengenai mata karena dapat rasa pedih dan iritasi . setelah itukepala dikeringkan dengan handuk.

9.Pakaian anak dibuka, lalu tangan badan kaki dibersihkan dengan waslap basah.

10.Punggung disabuni dengan menelungkupkan / miringkan anak selama menyabun punggung, dada dan leher anak harus selalu berada diatas lengan kiri perawat memegang lengan kanan anak secara erat.

11.Punggung diserka dengan waslap basah, sabun harus betul-betul bersih dari semua bagian tubuh terutama pada daerah lipatan karena soda sabun dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi.

12.bokong dan daerah perineum dibersihkan paling akhir genitalia dibersihkan dari bagian depan menuju bagian belakang untuk mencegah kontaminasi kotoranran dari anus.

13.Setelah bersih, tyubuh anak dikeringkan dengan handuk dan selanjutnya diberi talk.

14.Bila ada kulit yang terlalu kering dapat diolesi dengan minyak ( baby oil ) kemudian dipakaikan baju.

PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE)

PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE)

Konsep Dasar Perawatan Payudara Selama Kehamilan
Pembesaran, peningkatan sensitivitas, padat dan dada terasa padat merupakan tanda awal dari kehamilan, sebagai respon dari terhadap peningkatan estrogen dan progesteron. Tanda diatas merupakan tanda presumtif dari kehamilan. Tarjadinya perubahan sensitivitas berkisar dari rasa tegang hingga nyeri. Puting dan areola menjadi hiperpigmentasi dan puting menjadi lebih tegang dan menonjol (Lowdermilk, 1995 hal 193). Pembesaran dari kelenjar sebaseus terbanyak di daerah areola yang disebut dengan Montgomery’s tubercles. Yang melingkar disekitar areola. Kelenjar ini mempertahankan puting tetap basah sebagai lubrikasi selama minum ASI. Kelembutan dari nipple akan terancam jika puting susu dibersihkan dengan sabun.

Selama kehamilan trimester kedua hingga ketiga perkembangan kelenjar mama akan progresiif yang menyebabkan payudara membesar lebih cepat. Kadar hormon luteal dan plasenta akan terjadinya proliferasi dari kelenjar ductus lactiferus dan jaringan lobus alveoral. Sehingga pada palpasi payudara secara umum ditemukan nodul yang agak keras. Pengembangan jaringan connective menyebabkan terjadinya jaringan menjadi lembut dan longgar. Meskipun perkembangan mamae sudah sempurna pada pertengahan masa kehamilan, namun laktasi tetap terhambat hingga penurunan kadar estrogen pada saat menjelang kelahiran. Pada saat itu akan dijumpai kondisi mamae yang kulitnya tipis, tranparan, dan mengeluarkan materi yang agak kental ( pre kolestrum ). Prekolstrum ini sudah bisa ditemukan dalam sel asini pada bulan ketiga dari kehamilan.

Colestrum merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan dan oranye yang merupakan bentuk mula dari ASI.

Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum

Manfaat Perawatan Payudara Selama Hamil

Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktas. Jika persipan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau perih pada payudaranya.

Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara

Berbagai dampak negatif dapat tibul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1. Puting susu mendelep
2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.

Persiapan untuk perawatan payudara selama hamil.

1. .Persipan Alat :
2. Minyak kelapa .
3. Kapas
4. Handuk.
5. Waslap.
6. Air dalam kom .

Cara perawatan payudara:
1. Kompres puting susu dengan kapas minyak 2 menit untuk melemaskan sekaligus mengangkat kotoran pada puting susu
2. Bersihkan saluran air susu pada puting susu dengan kapas lembab.
3. Tarik puting kedua puting susu bersama-sama,dan putar kedalam kemudian keluar sebanyak 20 kali .
4. Untuk puting susu datar atau masuk kedalam dengan jari telunjuk dan ibu jari mengurut daerah sekitar puting susu kearah berlawanan merata.
5. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak , tarik kedua putting susu bersama-sama dan putar kedalam kemudian keluar sebanyak 20 kali.
6. Puting susu dirangsang dengan ujung waslap handuk kering yang digerakkan keatas dan kebawah.

Sabtu, 12 Juni 2010

KEHAMILAN EKTOPIK KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
22 Jun, 2009
Author: Tyo | Filed Under: Kebidanan, Maternitas |


A. Pendahuluan



Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.

Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.

Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.

B. Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.

C. Insiden
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.

D. Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah (3,4,6):
a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.
b. Riwayat operasi tuba.
c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
d. Kehamilan ektopik sebelumnya.
e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
h. Operasi plastik pada tuba.
i. Abortus buatan.

E. Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :
1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

F. Manifestasi Klinik
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

G. Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan melihat (5,6,8):
1. Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisis
a) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
b) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
c) Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
b) USG : - Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
4. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.
5. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
6. Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.

H. Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
Infeksi
Sterilitas
Pecahnya tuba falopii
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

J. Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50% (1,2,7).

K. Diagnosa Banding
Diagnosa bandingnya adalah :
Infeksi pelvic
Kista folikel
Abortus biasa
Radang panggul,
Torsi kita ovarium,
Endometriosis

DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. dr. Hanifa W, dkk., IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992, Hal. 323-334.
2. www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4
3. Prof. dr. Hanifa W. DSOG, dkk, Ilmu Kandungan,Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, Hal 250-255.
4. www.medica store.com/kehamilan ektopik/page:1-4
5. Anthonius Budi. M, Kehamilan Ektopik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.
6. Arif M. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. Hal. 267-271.
7. Prof. Dr. Rustam. M, MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal.226-235.
8. Dr. I. M. S. Murah Manoe, SpOG, dkk, Pedoman Diagnosa Dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 1999. Hal. 104-105.

Jumat, 04 Juni 2010

Bahan Nashihat (نصحة‎)‎

السلام عليكم
bahan Nashihat!
عن ابي هريرة عن النبي صلي الله عليه والسلام قال : لو كنت آمر أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها * رواه الترمذي في كتاب الرضاع
Dri Abi Huroiroh, dri Nabi SAW Bersabda: Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya akan aku perintahkan kepada Wanita untuk sujud kepada suaminya.
HR.Tirmidzi di dlm Kitabur Rodho'a

خيركم من تعلم القران وعلمه (رواه البخاري)
Sebaik2nya kalian adlh yg memplajari Alquran & mngajarkannya.
إن الله لا ينظور إلي صواركم واموالكم ولكن ينظرو إلي قلوبكم واعمالكم.
Ssghx Alloh tdk mlihat pd Rupa & harta klian, tp Alloh mlihat pd Hati & amalan kalian.
طلب العلم فريضة علي كل مسلم
Mencari ilmu i2 wajib bg stiap org Muslim.
السلام عليكم

إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات
اولئك هم خير البرية( سورة البينة: ٧)

Ssghnya org2 yg Beriman & org2 yg Beramal Sholih, mereka Adalah Sebaik2nya Makhluk.
(QS.Al Bayyinah: 7)

يآئيها الناس اذكروا نعمت الله عليكم هل من خالق غير الله يرزقكم من السمآء والأرض لا إله إلا هو‎ ‎فأني تؤفكون. (سورة فاطر: ٣)
Wahai manusia ingatlah pd nikmat Alloh atas kalian, apakah ada pencipta selain Alloh yg tlh mberi rizki pd klian dari Langit & Bumi, tidak ada Tuhan kcuali Dia(Alloh),maka bgmnakah klian dipalingkan. (QS.Fathir: 3)

حافظوا علي الصلوات والصلوة الوسطي وقوموا لله قانتين* سورة البقرة: ٢٣٨
Jagalah sholat dan sholat yang tengah (Ashr,Shubuh) dan Berdirilah (sholat) karena Alloh dengan tunduk.* QS.Al Baqoroh: 238

عن معاذ بن جبل قال قال رسول الله صلي الله عليه والسلام من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة* رواه ابو داود ج ٢ كتاب الجنائز - ١٦٩
Dari Mu'adz bin Jabal berkata bahwa Rosululloh SAW brsbda: Barang sp yg akhir Ucapannya LAA ILAAHA ILLALLOH maka akan msuk surga. HR.Abu Dawud Jilid 2 KitabuL Janaiz 169

فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره (٧) ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره (٨). سورة الزلزال: ٧-٨
Maka brg sp yg beramal kebaikan sebesar semut hitam kecil maka pasti akan dibalas kebaikannya. Dan brgsg yg bramal kejelekan sbsar semut hitam kecil maka pasti akan dbalas kejelekannya.
QS.Al Zalzalah: 7-8

عن عبد الله عن النبي صلي الله عليه والسلام قال المرأة عورة فإذا خرجت إستشرفها الشيطان* رواه الترمذي ج ٥ ص ١٢٢
Dari Abdillah, dari Nabi SAW Bersabda "Adapun perempuan i2 aurot, maka ketika dia keluar, syaitan akan menghias-hiasinya"
(HR.Tirmidzi Juz 5 Hal. 122)
قال سمعت أبي سحدثنيه عن جدي انه سمع رسول الله صلي الله عليه والسلام يقول من قال [استغفر الله الذي لاإله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه] غفرله وإن كان قد فر من الزحف* رواه ابو داود ج ١ كتاب الصلاة
(Bilal bin Yasar bin Zaid) Berkata, aku mendengar bapakQ brcerita padaQ dari KakekQ, Ssghnya kakekQ mndngar Rosululloh SAW bersabda, brg sp yg mgucapkan ASTAGHFIRULLOHAL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QOYYUM WA ATUUBU ILAIH [Aku memohon ampunan pd Alloh Zat yg tdk ada Tuhan Selain Dia (Alloh) Zat yg hidup Lagi Tegak & aku bertaubat pada-Nya] maka dia akan diampuni wlaupun dia lari dari perang*
(HR.Abu Dawud Juz 1 Catatannya Sholat)

PERKEMBANGAN JANIN

Gambar Eksklusif: Janin Tersenyum & Menangis Dalam Rahim Ibu...!

Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan..menangis! Sampai saat ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar sepenuhnya. “Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum.” Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasilkan gambar yang membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.

Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, “Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki.” “Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal?” “Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..?” “Mengapa janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita.” Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kira-kira, 275 poundsterling (kurang lebih 4 juta rupiah).

Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya --baru berusia 31 minggu-- mengatakan, “ Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya, tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum.” Kate Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, “Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami.” Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam rahim ibunya. “Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum.
Posted by Novie Sri Maulani at 5:24 PM 5 comments
Thursday, October 30, 2008
PERKEMBANGAN JANIN DARI MINGGU KE MINGGU

Minggu ke-1 :
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir Anda

Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.


Sel2 telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahariSel ini akan bertemu dengan sel2 sperma dan memulai proses pembuahan
5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.


Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur



Minggu ke-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium


Minggu 3:

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu ke-4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.

Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.


Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak



Minggu ke-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru

Minggu ke 8

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan.

bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna
Minggu ke-9 :

Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.



Minggu ke-10 :

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.

Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri


Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.

Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.




Minggu ke-13 :

Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.

Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.


Minggu ke-14 :

Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.

Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
Minggu ke-15 :

Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm

Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutupMinggu ke-16 :

Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.

Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram

Minggu ke-17 :

Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.

Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk
Minggu ke-18 :

Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram.

Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.


Minggu ke-19 :

Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

Minggu ke-20 :

Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini.

Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat

Minggu ke-21 :

Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm


Minggu ke-22 :

Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional

Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram

Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Minggu ke-24 :

Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang

Kulit bayi mulai menebal

Minggu ke-25 :

Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.

Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27 :

Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.

Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28 :


Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh

Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.


Minggu ke-29 :

Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).

Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Minggu ke-30 :

Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa

Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31 :

Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban

Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan

perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.


Minggu ke-32 :

Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.

Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi, .
Minggu ke-33 :

Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34 :

bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 :

Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu ke-36 :

Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm


Minggu ke-37 :

Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm

Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

"Terimakasih atas komentar nya. Mohon saran dan masukan nya y...
Supaya saya bisa melengkapi kekurangan yang ada pada blog ini"

http://perkembanganjanin.blogspot.com/

Tanda-Tanda Bahaya Kala Nifas

Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

1. Infeksi Lokal

1. Pembengkakan luka episiotomi.

2. Terjadi penanahan.

3. Perubahan warna lokal.

4. Pengeluaran lochia bercampur nanah.

5. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

6. Temperatur badan dapat meningkat.


2. Infeksi General

1. Tampak sakit dan lemah.

2. Temperatur meningkat diatas 39 oC.

3. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

6. Terjadi gangguan involusi uterus.

7. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah :

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
2. Tindakan operasi persalinan.
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

2.5.3. Terjadinya Infeksi Masa Nifas

Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama.
2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
3. Hubungan seks menjelang persalinan.
4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
5. 2.5.4. Keadaan abnormal pada rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

1. Sub involusi uteri.

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

2. Pendarahan masa nifas sekunder.

Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.

3. Flegmansia alba dolens.

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :

1. Terjadi pembengkakan pada tungkai.

2. Berwarna putih.

3. Terasa sangat nyeri.

4. Tampak bendungan pembuluh darah.

5. Temperatur badan dapat meningkat.

Keadaan abnormal pada payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

1. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

2. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.

Keadaan abnormal pada psikologis

1. Psikologi Pada Masa Nifas

Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.

Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.

Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.

Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.

2. Depresi Pada Masa Nifas

Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/17/tanda-tanda-bahaya-kala-nifas/

Kisaran Nilai Normal Kimia Darah

Determination
Normal Reference Value

Conventional units
SI units
Blood, Plasma or Serum
Ammonia (NH3) – diffusion
20-120 mcg/dl
12-70 mcmol/L
Ammonia Nitrogen
15-45 µg/dl
11-32 µmol/L
Amylase
35-118 IU/L
0.58-1.97 mckat/L
Anion gap (Na+-[Cl - + HCO3- ]) (P)
7-16 mEq/L
7-16 mmol/L
Antithrombin III (AT III)
80–120 U/dl
800–1200 U/L
Bicarbonate
Arterial
21–28 mEq/L
21–28 mmol/L
Venous
22–29 mEq/L
22–29 mmol/L
Bilirubin
Conjugated (direct) Total
 0.2 mg/dl
&
0.1–1 mg/dl
 4 mcmol/L
&
2–18 mcmol/L
Calcitonin
< 100 pg/ml
< 100 ng/L
Calcium
Total
8.6–10.3 mg/dl
2.2–2.74 mmol/L
Ionized
4.4–5.1 mg/dl
1–1.3 mmol/L

Carbon dioxide content (plasma)
21–32 mmol/L
21–32 mmol/L
Carcinoembryonic antigen
< 3 ng/ml
< 3 mcg/L
Chloride
95–110 mEq/L
95–110 mmol/L
Coagulation screen
Bleeding time
3–9.5 min
180–570 sec
Prothrombin time
10–13 sec
10–13 sec
Partial thromboplastin time (activated)
22–37 sec
22–37 sec
Protein C
0.7–1.4 µ/ml
700–1400 U/ml
Protein S
0.7–1.4 µ/ml
700–1400 U/ml
Copper, total
70–160 mcg/dl
11–25 mcmol/L
Corticotropin (ACTH adrenocorticotropic hormone) – 0800 hr
< 60 pg/ml
< 13.2 pmol/L
Cortisol
0800 hr
5–30 mcg/dl
138–810 nmol/L
1800 hr
2–15 mcg/dl
50–410 nmol/L
2000 hr
 50% of 0800 hr
 50% of 0800 hr
Creatine kinase
Female
20–170 IU/L
0.33–2.83 mckat/L
Male
30–220 IU/L
0.5–3.67 mckat/L
Creatinine kinase isoenzymes, MB fraction
0–12 IU/L
0–0.2 mckat/L
Creatinine
0.5–1.7 mg/dl
44–150 mcmol/L
Fibrinogen (coagulation factor I)
150–360 mg/dl
1.5–3.6 g/L
Follicle-stimulating hormone (FSH)
Female
2–13 mlU/ml
2–13 IU/L
Midcycle
5–22 mlU/ml
5–22 IU/L
Male
1–8 mlU/ml
1–8 IU/L

Glucose, fasting
65–115 mg/dl
3.6–6.3 mmol/L
Glucose Tolerance Test (Oral)

(mg/dl)
(mmol/L)

Normal
Diabetic
Normal
Diabetic
Fasting
70–105
> 140
3.9–5.8
> 7.8
60 min
120–170
 200
6.7–9.4
 11.1
90 min
100–140
 200
5.6–7.8
 11.1
120 min
70–120
 140
3.9–6.7
 7.8

() – Glutamyltransferase (GGT)
Male
9–50 units/L
9–50 units/L
Female
8–40 units/L
8–40 units/L

Haptoglobin
44–303 mg/dl
0.44–3.03 g/L
Hematologic Tests
Fibrinogen
200–400 mg/dl
2–4 g/L
Hematocrit (Hct)
female
36%-44.6%
0.36–0.446 fraction of 1
male
40.7%-50.3%
0.4–0.503 fraction of 1
Hemoglobin A 1C
5.3%-7.5% of total Hgb
0.053–0.075
Hemoglobin (Hb)
female
12.1–15.3 g/dl
121–153 g/L
male
13.8–17.5 g/dl
138–175 g/L
Leukocyte count (WBC)
3800–9800/mcl
3.8–9.8 x 109/L
Erythrocyte count (RBC)
female
3.5–5 x 106/mcl
3.5–5 x 1012/L
male
4.3–5.9 x 106/mcl
4.3–5.9 x 1012/L

Mean corpuscular volume (MCV)
80–97.6 mcm3
80–97.6 fl
Mean corpuscular hemoglobin (MCH)
27–33 pg/cell
1.66–2.09 fmol/cell
Mean corpuscular hemoglobin concentrate (MCHC)
33–36 g/dl
20.3–22 mmol/L
Erythrocyte sedimentation rate (sedrate, ESR)
30 mm/hr
30 mm/hr
Erythrocyte enzymes
Glucose-6 – Pphosphate dehydrognase (G-6-PD)
250–5000 units/106 cells
250–5000 mcunits/cell
Prostate specific antigenProtein: Total
Albumin
Globulin 0–4 ng/ml6–8 g/dl
3.6–5 g/dl
2.3–3.5 g/dl 0–4 ng/ml
60–80 g/L36–50 g/L
23–35 g/L
Rheumatoid factor < 60 IU/ml < 60 kIU/L
Sodium 135–147 mEq/L 135–147 mmol/L
Testosterone:
FemaleMale 6–86 ng/dl270–1070 ng/dl 0.21–3 nmol/L9.3–37 nmol/L
Thyroid Hormone Function Tests:Thyroid-stimulating hormone (TSH)
Thyroxine-binding globulin capacity
Total triiodothyronine (T3)
Total thyroxine by RIA (T4)
T3 resin uptake 0.35–6.2 mcU/ml10–26 mcg/dl
75–220 ng/dl
4–11 mcg/dl
25%-38% 0.35–6.2 mU/L100–260 mcg/L
1.2–3.4 nmol/L
51–142 nmol/L
0.25–0.38 fraction of 1
Transaminase, AST (aspartate aminotransferase, SGOT) 11–47 IU/L 0.18–0.78 mckat/L
Transaminase, ALT (alanine aminotransferase, SGPT) 7–53 IU/L 0.12–0.88 mckat/L
Transferrin 220–400 mg/dL 2.20–4.00 g/L
Urea nitrogen (BUN) 8–25 mg/dl 2.9–8.9 mmol/L
Uric acid 3–8 mg/dl 179–476 mcmol/L
Vitamin A (retinol) 15–60 mcg/dl 0.52–2.09 mcmol/L
Zinc 50–150 mcg/dl 7.7–23 mcmol/L
1 Tergantung pada usia
2 Bayi dan anak sampai 104 U/L
3 Bayi usia 1 tahun sampai 6 mg/dl
Urine
Determination Reference Value
Conventional units SI units
Calcium 50–250 mcg/day 1.25–6.25 mmol/day
Catecholamines:Epinephrine
Norepinephrine < 20 mcg/day< 100 mcg/day < 109 nmol/day< 590 nmol/day
Catecholamines, 24-hr < 110 µg < 650 nmol
Copper 15–60 mcg/day 0.24–0.95 mcmol/day
Creatinine:Child
Adolescent
Female
Male 8–22 mg/kg8–30 mg/kg
0.6–1.5 g/day
0.8–1.8 g/day 71–195 µmol/kg
71–265 µmol/kg5.3–13.3 mmol/day
7.1–15.9 mmol/day
pH 4.5–8 4.5–8
Phosphate 0.9–1.3 g/day 29–42 mmol/day
Potassium 25–100 mEq/day 25–100 mmol/day
ProteinTotal
At rest 1–14 mg/dL50–80 mg/day 10–140 mg/L50–80 mg/day
Protein, quantitative < 150 mg/day < 0.15 g/day
Sodium 100–250 mEq/day 100–250 mmol/day
Specific gravity, random 1.002–1.030 1.002–1.030
Uric acid, 24-hr 250–750 mg 1.48–4.43 mmol
1 Tergantung pada diet.
Drug Levels*

Drug Determination Reference Value
Conventional units SI units
Aminoglycosides Amikacin(trough)
(peak) 1–8 mcg/ml1.7–13.7 mcmol/L 20–30 mcg/ml
34–51 mcmol/L
Gentamicin(trough)
(peak) 0.5–2 mcg/ml6–10 mcg/ml 1–4.2 mcmol/L12.5–20.9 mcmol/L
Kanamycin(trough)
(peak) 5–10 mcg/ml
20–25 mcg/ml ndnd
Netilimicin(trough)
(peak) 0.5–2 mcg/ml
6–10 mcg/ml ndnd
Streptomycin(trough)
(peak) < 5 mcg/ml
5–20 mcg/ml ndnd
Tobramycin(trough) (peak) 0.5–2 mcg/ml
5–20 mcg/ml 1.1–4.3 mcmol/L12.8–21.8 mcmol/L

Drug Determination Reference Value
Conventional units SI units
Antiarrhythmics Amiodarone 0.5–2.5 mcg/ml 1.5–4 mcmol/L
Bretylium 0.5–1.5 mcg/ml nd
Digitoxin 9–25 mcg/L 11.8–32.8 nmol/L
Digoxin 0.8–2 ng/ml 0.9–2.5 nmol/L
Disopyramide 2–8 mcg/ml 6–18 mcmol/L
Flecainide 0.2–1 mcg/ml nd
Lidocaine 1.5–6 mcg/ml 4.5–21.5 mcmol/L
Mexiletine 0.5–2 mcg/ml nd
Procainamide 4–8 mcg/ml 17–34 mcmol/ml
Propranolol 50–200 ng/ml 190–770 nmol/L
Quinidine 2–6 mcg/ml 4.6–9.2 mcmol/L
Tocainide 4–10 mcg/ml nd
Verapamil 0.08–0.3 mcg/ml nd
Anticonvulsants Carbamazepine 4–12 mcg/ml 17–51 mcmol/L
Phenobarbital 10–40 mcg/ml 43–172 mcmol/L
Phenytoin 10–20 mcg/ml 40–80 mcmol/L
Primidone 4–12 mcg/ml 18–55 mcmol/L
Valproic Acid 40–100 mcg/ml 280–700 mcmol/L
Antidepressants Amitriptyline 110–250 ng/ml 500–900 nmol/L
Amoxapine 200–500 ng/ml nd
Bupropion 25–100 ng/ml nd
Clomipramine 80–100 ng/ml nd
Desipramine 115–300 ng/ml nd
Doxepin 110–250 ng/ml nd
Imipramine 225–350 ng/ml nd
Maprotiline 200–300 ng/ml nd
Nortriptyline 50–150 ng/ml nd
Protriptyline 70–250 ng/ml nd
Trazodone 800–1600 ng/ml nd
Antipsychotics Chlorpromazine 50–300 ng/ml 150–950 nmol/L
Fluphenazine 0.13–2.8 ng/ml nd
Haloperidol 5–20 ng/ml nd
Perphenazine 0.8–1.2 ng/ml nd
Thiothixene 2–57 ng/ml nd

Drug Determination Reference Value
Conventional units SI units
Miscellaneous AmantadineAmrinone 300 ng/ml3.7 mcg/ml ndnd
Chloramphenicol 10–20 mcg/ml 31–62 mcmol/L
Cyclosporine 250–800 ng/ml(whole blood, RIA)
50–300 ng/ml (plasma, RIA) ndnd
Ethanol 0 mg/dl 0 mmol/L
Hydralazine 100 ng/ml nd
Lithium 0.6–1.2 mEq/L 0.6–1.2 mmol/L
Salicylate 100–300 mg/L 724–2172 mcmol/L
Sulfonamide 5–15 mg/dl nd
Terbutaline 0.5–4.1 ng/ml nd
Theophylline 10–20 mcg/ml 55–110 mcmol/L
Vancomycin(trough)
(peak) 5–15 ng/ml
20–40 mcg/ml ndnd
* Nilai yang diberikan secara umum dapat digunakan untuk terapi tanpa terjadi efek toksik pada kebanyakan pasien, Namun pengecualian juga tidak jarang terjadi.
1 nd = data tidak tersedia.
2 Metabolit N-desmethyl beserta turunannya.
3 Nilai 24 jam.
4 Toksik: 50–100 mg/dl (10.9–21.7 mmol/L).
Diambil dari The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, National Institutes of Health.
Classification of Blood Pressure *
Category Reference value
Systolic (mm Hg) Diastolic (mm Hg)
Optimal < 120 and < 80
Normal < 130 and < 85
High-normal 130–139 or 85–89
HypertensionStage 1
Stage 2
Stage 3 140–159
160–179 180 oror
or 90–99
100–109 110
* Untuk dewasa berusia 18 atau lebih yang tidak dalam pengobatan anti hipertensi dan tidak dalam kondisi akut. Ketika tekanan sistole dan diastole masuk ke dalam kategori lain, maka kategori di atasnya harus dipilih untuk menentukan klasifikasi status tekanan darah penderita. Sebagai tambahan dalam menentukan stadium hipertensi, seorang praktisi medis harus menentukan ada atau tidaknya penyakit pada target organ serta faktor resiko lainnya.
1 Tekanan darah yang optimal terhadap resiko kardiovaskular adalah dibawah 120/88 m Hg. Namun demikian, nilai rendah yang tidak wajar harus dievaluasi untuk menemukan kelainan klinis yang signifikan.
2 Berdasarkan atas pembacaan sebanyak 2 kali atau lebih pada pemeriksaan awal.
selengkapnya di drarief.com

http://jarumsuntik.com/nilai-normal-laboratorium/

Nilai Normal Kimia Urin

TEST

NORMAL VALUE*

CLINICAL SIGNIFICANCE

Blood urea nitrogen (BUN)

7-18 mg/dL

Increased in renal disease and dehydration; decreased in liver damage and malnutrition

Carbon dioxide (CO2) (includes bicarbonate)

23-30 mmol/L

Useful to evaluate acid-base balance by measuring total carbon dioxide in the blood: Elevated in vomiting and pulmonary disease; decreased in diabetic acidosis, acute renal failure, and hyperventilation

Chloride (Cl)

98-106 mEq/L

Increased in dehydration, hyperventilation, and congestive heart failure; decreased in vomiting,diarrhea, and fever

Creatinine

0.6-1.2 mg/dL

Produced at a constant rate and excreted by the kidney; increased in kidney disease

Glucose

Fasting: 70-110 mg/dL Random: 85-125 mg/dL

Increased in diabetes and severe illness; decreased in insulin overdose or hypoglycemia

Potassium (K)

3.5-5 mEq/L

Increased in renal failure, extensive cell damage, and acidosis; decreased in vomiting, diarrhea, and excess administration of diuretics or IV fluids

Sodium (Na)

101-111 mEq/L or 135-148 mEq/L (depending on test)

Increased in dehydration and diabetes insipidus; decreased in overload of IV fluids, burns,diarrhea, or vomiting

Alanine aminotransferase (ALT)

10-40 U/L

Used to diagnose and monitor treatment of liver disease and to monitor the effects of drugs on the liver; increased in myocardial infarction

Albumin

3.8-5.0 g/dL

Albumin holds water in blood; decreased in liver disease and kidney disease

Albumin-globulin ratio (A/G ratio)

Greater than 1

Low A/G ratio signifies a tendency for edema because globulin is less effective than albumin at holding water in the blood

Alkaline phosphatase (ALP)

20-70 U/L (varies by method)

Enzyme of bone metabolism; increased in liver disease and metastatic bone disease

Amylase

21-160 U/L

Used to diagnose and monitor treatment of acute pancreatitis and to detect inflammation of the salivary glands

Aspartate aminotransferase (AST)

0-41 U/L (varies)

Enzyme present in tissues with high metabolic activity; increased in myocardial infarction and liver disease

Bilirubin, total

0.2-1.0 mg/dL

Breakdown product of hemoglobin from red blood cells; increased when excessive red blood cells are being destroyed or in liver disease

Calcium (Ca)

8.8-10.0 mg/dL

Increased in excess parathyroid hormone production and in cancer; decreased in alkalosis, elevated phosphate in renal failure, and excess IV fluids

Cholesterol

120-220 mg/dL desirable range

Screening test used to evaluate risk of heart disease; levels of 200 mg/dL or above indicate increased risk of heart disease and warrant further investigation

Creatine phosphokinase (CPK or CK)

Men: 38-174 U/L Women: 96-140 U/L

Elevated enzyme level indicates myocardial infarction or damage to skeletal muscle. When elevated,specific fractions (isoenzymes) are tested for

Gamma-glutamyl transferase (GGT)

Men: 6-26 U/L Women: 4-18 U/L

Used to diagnose liver disease and to test for chronic alcoholism

Globulins

2.3-3.5 g/dL

Proteins active in immunity; help albumin keep water in blood

Iron, serum (Fe)

Men: 75-175 g/dL Women:65-165 /dL

Decreased in iron deficiency and anemia; increased in hemolytic conditions

High-density lipoproteins (HDLs)

Men: 30-70 mg/dL Women:30-85 mg/dL

Used to evaluate the risk of heart disease

Lactic dehydrogenase(LDH or LD)

95-200 U/L (Normal ranges vary greatly)

Enzyme released in many kinds of tissue damage, including myocardial infarction, pulmonary infarction, and liver disease

Lipase

4-24 U/L (varies with test)

Enzyme used to diagnose pancreatitis

Low-density lipoproteins (LDLs)

80-140 mg/dL

Used to evaluate the risk of heart disease

Magnesium (Mg)

1.3-2.1 mEq/L

Vital in neuromuscular function; decreased levels may occur in malnutrition, alcoholism, pancreatitis, diarrhea

Phosphorus ((Page*)) (inorganic)

2.7-4.5 mg/dL

Evaluated in response to calcium; main store is in bone: elevated in kidney disease; decreased in excess parathyroid hormone

Protein, total

6-8 g/dL

Increased in dehydration, multiple myeloma;decreased in kidney disease, liver disease, poor nutrition, severe burns, excessive bleeding

Serum glutamic oxalacetic transaminase (SGOT)

>

See Aspartate aminotransferase (AST)

Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT)

>

See Alanine aminotransferase (ALT)

Thyroxin (T4)

5-12.5 g/dL (varies)

Screening test of thyroid function; increased in hyperthyroidism; decreased in myxedema and hypothyroidism

Thyroid-stimulatinghormone (TSH)

0.5-6 mlU/L

Produced by pituitary to promote thyroid gland function; elevated when thyroid gland is not functioning

Triiodothyronine (T3)

120-195 mg/dL

Elevated in specific types of hyperthyroidism

Triglycerides

Men: 40-160 mg/dL Women: 35-135 mg/dL

An indication of ability to metabolize fats; increased triglycerides and cholesterol indicate high risk of atherosclerosis

Uric acid

Men: 3.5-7.2 mg/dL Women:2.6-6.0 mg/dL

Produced by breakdown of ingested purines in food and nucleic acids; elevated in kidney disease, gout, and leukemia

http://jarumsuntik.com/nilai-referensi-pemeriksaan-kimia-darah/

INDIKATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA

INDIKATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BAYI DAN BALITA
By Siti Fadhilah,S.SiT
A. PENGERTIAN
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998 )
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000)
Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik (Sutjiningsih,1998)
B. POLA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah
Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995)
Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan kemudian memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
a). Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
b). Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
c). Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya
d). Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
e). Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda pubertas
4. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan/belajar
Terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses kematangan dan kematangan yang dicapainya dapat disempurnakan melalui rnagsangan yang tepat. Masa ini merupakan masa kritis yangharus dirangsang agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui proses belajar (Gunarsa dalam Hidayat, 2005)
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBANG ANAK
1. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam
2. Faktor lingkungan
a). Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
b). Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi lahir adalah :
1). Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
 Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
 Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
 Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
 Sters emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak adekuat
2). Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.
3). Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah.
4). Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
5). Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel
6). Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.
7). Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
8). Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.
D. TAHAP PENCAPAIAN /PERIODE TUMBUH KEMBANG ANAK
Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus, periode bayi, prasekolah, pra remaja dan remaja.
1. Masa pranatal
Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio pertumbuhan dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan ekstoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol hanya denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Masa fetus terjadi antara minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi organ yaitu bertambah panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan penambahan jaringan subcutan dan jaringan otot.
2. Masa neonatus (0-28 hari)
Pada masa neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-organ tubuh lainnya.
3. Masa Bayi (28 hari – 1tahun)
4. Masa anak (1-3 tahun)
5. Masa pra sekolah (3-5 tahun)
6. Masa sekolah (5 -12 tahun)
7. Masa remaja ( 12-18/20 tahun)
E. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1. Perkembangan kognitif (Piaget)
a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh dll.
b. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris. Pada masa ini pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama. Seperti semua pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Selain itu ada pikiran animisme, yaitu selalu memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan menyalahkan batu tersebut dan memukulnya.
c. Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah mengerti tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan berkembang di akhir usia sekolah (masa remaja).
d. Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan masalah.
2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)
a. Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah menyapih dan makanan.
b. Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.
c. Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung suka pada ayahnya.
d. Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan berhadapan langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
e. Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta matang terhadap lawan jenis.
3. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tidak percaya.
b. Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan kebebasan anak akanmerasa malu.
c. Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.
d. Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada tahap ini gagal anak akan rendah diri.
f. Tahap identitas dan kebingungan peran pada masa adolesence.anak mengalami perubahan diri, perubahan hormonal.
g. Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa yaitu anak mencoba melakukan hubungan dengan teman sebaya ata kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial.
h. Tahap generasi dan penghentian terjadi pada dewasa pertengahan yaitu seseorang ingin mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan aktivitasnya.
i. Tahap integritas dan keutusasaan terjadi pada dewasa lanjut yaitu seseorang memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan.
F. CARA DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Cara penilaian pertumbuhan anak
a. Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik meliputi :
 Berat badan
Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh ) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak. BB dapat juga sebagai menghitung dosis obat. Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, berdasarkan tinggi badan menurut WHO, dan NCHS yaitu; persentil ke 75 -25 dikatakan normal, persentil 10-5 malnutrisi sedang dan <>
Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke-10.
Umur 10 hari : BBL
Umur 5 balan : 2 x BBL
Umur 1 tahun : 3 x BBL
Umur 2 tahun : 4 x BBL
Pra sekolah : meningkat 2 kg/tahun
Adolecent : meningkat 3-3,5 kg/tahun
Kenaikan BB pada tahun pertama kehidupan
Trimester I : 700-1000 gram/bulan
Trimester II : 500-600 gram/bulan
Trimester III : 350-450 gram/bulan
Trimester IV : 250-350 gram/bulan
Perkiraan BB dalam kilogram
Usia 3-12 bulan : umur (bulan) + 9
2
Usia 1-6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8
Usia 6-12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5
2
 Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian TB daat berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara presentase dari median dengan penilaian ; ≥90& adalah normal, <>
TB meningkat sampai tinggi maksimaldicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan adolecent dan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
TB dapat diperkirakan sebagai berikut :
Umur 1 tahun = 1,5 x TB lahir
Umur 4 tahn = 2 x TB lahir
Umur 6 tahun = 1,5 x TB setahun
Umur 13 tahun = 3 x TB lahir
Dewasa = 3,5 x TB lahir atau 2 x TB umur 2 tahun)
Atau dengan rumus Behrman,
Lahir = 50 cm
Mur 1 tahun = 75 cm
Umur 2 – 12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77
Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir :
Wanita = (TB ayah – 13 cm) +TB ibu ±8,5 cm
2
Pria = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah ± 8,5 cm
2
 Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis.
Peningkatan volume
6 -9 bulan kehamila = 3 gram/24 jam
Lahir-6 bulan = 2 gram/24 jam
6 blan- 3 tahun = 0,35 gram/24 jam
3-6 tahun = 0,15 gram/24 jam
 Pengukuran lingkar lengan atas
Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding dengan BB. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah.
b. Pemeriksaan Fisik
Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak dilakukan pada triseps, rambut dan geligi
c. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan dengan status keadaan penyakit, adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan ; pemeriksaan Hb, serum protein (albumun, globulin), hormonal, dll.
d. Pemeriksaan radiologi
Dilakukan untuk menilai umur pertumbuhan dan perkembangan seperti tulang (apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan )
2. Penilaian perkembangan anak
a. Tujuan
 Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan isiko terjadinya perkembangan tersebut
 Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik
 Mengetahui anak perlu dirujuk
b. Cara deteksi perkembangan
 DDST (Denver development screnning test)
 KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
 KPAP ( Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah
 Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah
 Tes Daya Dengar Anak (TDD)
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan,dst sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hri dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ’ya’ atau ’tidak’ oleh orang tua.
Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.
1. apabila jawaban ’ya’ berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal (perkembangan baik)
2. apabila jawaban ’ya’ kurang dari 9,maka perlu diteliti lebih lanjut mengenai;
Apakah cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya sudah sesuai
Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang
apabila setelah diteliti jawaban ’ya’ berjumlah 7-8, berarti hasilnya meragukan dan perlu diperiksa ulang1 minggu kemudian
apabila jawaban ’ya’ berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya kurang atau positif untuk perlu dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut
KUESIONER PERILAKU ANAK PRA SEKOLAH (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak prasekolah (usia 3-6) tahun. Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua.
Setiap perilaku perlu ditanyakan apakah ‘sering terdapat’, ‘ kadang-kadang terdapat’, atau ‘ tidak terdapat’. Apabila jawaban yang diperoleh adalah ‘sering terdapat’ , maka jawaban tersebut dinilai 2, ‘kadang-kadang terdapat’ diberi nilai 1 dan ‘tidak terdapat’ diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai keseluruhan kurang dari 11, maka anak perlu di rujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka anak tidak perlu dirujuk.
TES DAYA LIHAT DAN TES KESEHATAN MATA ANAK PRASEKOLAH
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak berusia 3- 6 tahun. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat segera ditangani.
Untuk melakukan tes daya lihat diperlukan ruangan dengan penyinaran yang baik dan alat ’kartu E’ yang digantungkan setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berasngsur-angsur mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga , anak tidak dapat melihat maka perlu di rujuk.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perlu ditanyakan ;
1. keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering mengkedip-kedipkan mata
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air
apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata naka, maka anak tersebut perlu dirujuk
TES DAYA DENGAR ANAK (TDD)
Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan denga usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, > 16 bulan, > 9 bulan, > 11 bulan, > 12 bulan, > 24 bulan dan > 36 bulan. Setiap pertanyaan perlu dijawab ’ya’ atau ’tidak’. Apabila jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/indikator-pemantauan-pertumbuhan-dan.html